Puisi
Ujianto Sadewa
Bandung,
kutinggalkan kau dengan separuh lelah
Kutemukan
ranah tanpa rumah
Pada
kelopak matamu yang tak lagi ramah
Tinggal
remah,
Yang
tengadah pada langit basah
Sehabis
hujan yang tak bosan-bosannya membasuh tanah
Tapi
lihat pepohon yang ditumbangkan
Seperti
anak yang dipaksa putus sekolah
Menjadi
pengemis tanpa rasa bersalah
Tapi
pada telapak trotoarmu juga
Kujejakkan
kaki dalam satu parade
Berebut
botol minuman keras dengan seorang pemulung
Di
depan sebuah tempat sampah bar yang telah tutup
Pada
pagi hari di Braga
Dengan
dua gerigi yang mulai karatan
Mengayuh
pedal sepeda ke cikapundung
Pada
dini hari yang buta
Pada
subuh
Berlari
di atas aspal
Teduh.
Mengantri
koran turun dari percetakan
Astana
anyar yang rongsok
Cihapit
yang mengalun dengan rimbun
Kadang
pagi penuh embun
Aku
akan pergi meninggalkanmu
Selamat
tinggal
Keterangan:
Puisi
ini telah dipublikasikan pada Buku Antologi Puisi “Di Atas
Viaduct”(Bandung dalam Puisi Indonesia), halaman 145. Editor: Ahda
Imran. Penerbit:PT.Kiblat Buku Utama , Bandung,bekerja sama dengan
Forum Sastra Bandung.Tahun Terbit:Mei 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar